Tiang Listrik: Kenangan dan Harapan

Hampir 30 tahun silam, saya suka melihat tiang listrik. Di sawah (milik orang lain) di belakang rumah orangtua dulu, banyak tiang listrik tinggi-besar. Kabel baja saling menjuntai ke tiang-tiang listrik lain yang berdiri puluhan meter di sekitar. Saling terhubung.

Saya bisa berjam-jam terpaku menatap tiang listrik, sendirian. Terkadang sepupu saya, @annisa_resa , turut menemani. Tapi tak lama, karena mungkin ia pun keburu sadar bahwa saya aneh, lagian anak kecil macam apa sih yang obsesif dengan tiang listrik? Sudah pasti aneh.

Beranjak remaja, hingga kini, saya kerap mendapati pada anime Jepang, sering ada scene berlatar tiang listrik, menjelang petang. Adegan yang sering terjadi misalnya, remaja SMA pulang sekolah berjalan sendirian menyampirkan tas di pundak, berhenti sejenak menanti pintu lintasan kereta listrik terangkat, kereta melintas, pintu lintasan terangkat, lantas ia menyeberang, kembali menyusuri jalanan dengan latar tiang listrik dan langit bersemburat jingga keemasan, menimbulkan kesan magis bagi saya.

Kesan-kesan yang kerap muncul di antaranya: hakikat perjalanan, nuansa kesepian, kebosanan, hingga kesan dualistik dalam mengarungi dunia paralel jelang pergantian hari; petang menuju malam.

Tiang listrik kini, sejak era milenium baru di awal 2000an, kian banyak fungsinya. Tak hanya sebagai penghuhung kabel-kabel listrik dari gardu trafo lantas mengalirkannya ke ribuan rumah penduduk, namun juga penghubung jaringan telepon, internet, hingga media promosi jalanan yang kerap ditempeli flyer iklan sedot WC, badut/sulap, promosi kredit tanpa agunan.

Anime Jepang itu mungkin ada benarnya. Tiang listrik adalah metafor keseharian manusia dalam jalani hidup, simbol harapan untuk terus berjuang, bertahan dari hari ke hari, bagaimanapun misteriusnya hari esok.

Kabel-kabel di tiang listrik yang kita temui dalam kehidupan nyata, jarang sekali yang terjalin-terpilin rapi. Kebanyakan tampak ruwet, sulit sekali diurai, tumpang tindih, membahayakan, beberapa atau mungkin sebagian besar kabel aneka ragam yang disangkutkan padanya sudah tak lagi berfungsi. Sebagaimana hidup, jarang sekali hal-hal berkelindan sempurna. Bahkan, memang tiada yang sempurna.[]

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama