Gak Kerasa Udah Tiga Dua

Sesekali muncul pertanyaan: kapankah seseorang merasa dirinya sebagai apa-apa, atau siapa-siapa? Setelah berhasil jadi seorang Ayah? Setelah menjadi Supervisor? Top Management? Direksi? Komisaris? Atau bahkan setelah pensiunlah mereka baru merasa dirinya berguna?

Yang saya amati, setiap langkah manusia kerap dianggap sia-sia oleh diri mereka sendiri. Mengejar mimpi hanya mempertemukan saya dengan orang-orang yang lebih pandai, sehingga saya selalu menjadi orang paling bodoh di antara orang-orang pandai. Anehnya saya selalu ketagihan berbaur dengan mereka.

Banyak sekali langkah-langkah terlupakan, yang mungkin adalah sebuah nikmat yang besar, yang harus disyukuri. Dan memang apabila kita berjalan, cenderung ingin terus berjalan lebih jauh, lebih jauh lagi, dan enggan kembali ke posisi nol, sebab meski hasil yang dipetik tidak sejalan harapan, hidup harus terus berjalan ke depan.

Dan sekali lagi, mimpi. Hal satu ini lebih sering bikin kita semua kecewa. Kenyataan selalu saja kurang dari harapan, lebih buruk dari ekspektasi. Namun anehnya, sudah tahu kita selalu dikecewakan oleh mimpi, kita malah bermimpi hal-hal yang lain, yang lebih tinggi, lebih agung, lebih sulit digapai.

Tengok ke belakang. Resapi hari ini, saat ini, yang saya percayai lebih baik, jauh lebih baik dari hari-hari kemarin, bulan-bulan kemarin, tahun-tahun kemarin. Sadari bahwa saya sudah cukup jauh berjalan. Setelah diresapi dalam-dalam, hasil-hasil yang sudah saya peroleh sekarang, saya pikir, malah melampaui harapan-harapan, mimpi-mimpi saya pada masa lampau.

Tetapi, karena mimpi selalu nisbi, harapan selalu eksponensial, nikmat-nikmat itu luput saya sadari hari ini, saat ini, sehingga hanya perasaan lelah yang datang setiap saat, bukan rasa syukur. Selalu ada fase ketika kita merasa setiap hari seperti hari-hari kosong tanpa tanggal, yang ada di dalam benak hanyalah kebencian terhadap diri sendiri yang payah dalam mengarungi kehidupan.

Kalau bisa saling bercakap, mungkin Cepy kecil yang gemar bermain gim Adventure Island dalam konsol Nintendo bakal bilang gini kepada Cepy 32 tahun kemudian: bro, gw tau makin sana hidup makin berat, tapi paling engga, teruslah bermain dengan gembira😊

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama