Lagi-lagi, Diomelin Dokter Langganan

Setelah Oktober dan November kemarin bolak-balik ke faskes BPJS (dan terus aja berulang penyakitnya), akhirnya saya memutuskan melipir ke sini lagi, ke dokter langganan zaman kuliah sepuluh tahun lalu.

Dokternya Cina Jawa, medhok. Galak.

"Pas keluar kota kemaren sering minum es ya?"

"Eee, engga sih, Dok, es teh manis aja paling."

"Ya sama ajalah es, euh, gimana sih!"

Saya cuman mesem.

"Berbaring sana."

Saya berbaring.

"Angkat bajunya."

Saya gak dengar jelas perintahnya, sebab beliau bermasker, dan gobloknya saya malah mengangkat bahu.

"Bajumu yang diangkat, bukan bahu."

Lagi-lagi kena omelan. Orang lagi sakit diketusin. Tapi...

Walaupun beliau galak (bukan galak sih, lebih tepatnya beliau sangat menjunjung kejujuran, yang seperti kita ketahui, kejujuran itu memang seringkali pahit, bukan? Pahit=ketus=galak), racikan obat beliau selalu cespleng, gak pernah gagal. Bikin pasiennya cepet sembuh dan awet sembuhnya, gak kambuhan kayak obat generik.

Mudah-mudahan sekarang juga ya, capek juga sih dikit-dikit batuk pilek demam melulu.

Gimana mau menguasai dunia kalau anak bangsanya uhuk-uhuk sekaligus mencret melulu?

Demikianlah.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama