Kenapa disingkat, ya? Padahal jumlah suku kata Wa-ka-ka persis sama W.K.K?
Penting banget pertanyaan di atas.Mulanya kami gak menyengaja mampir ke sana. Sebelum ke Warung Wakaka Cibinong Minggu sore itu, saya sekalian nganterin barang ke kantor. Daripada sendirian pergi-pergi di hari Minggu, ya udah saya ngajak istri sama anak biar suasana masih berasa beneran hari Minggu.
Warung Wakaka atau W.K.K belum lama buka cabang di Cibinong. Kalau tidak salah baru pada pertengahan Desember 2018 Warung Wakaka Cibinong mengundang beberapa Blogger pada hari Grand Launching mereka. Dapat dibilang saya mampir ke sana saat Warung Wakaka baru buka di Cibinong sekitar sebulanan.
Saya coba googling terkait tempat makan baru yang cocok banget buat nongkrong di Cibinong ini. Ternyata Warung Wakaka lahir pertama kali dari Jakarta Utara, tepatnya Muara Karang. Well, ekspektasi saya makin gede dong. Sebab katanya lidah orang Jakarta itu cenderung pilih-pilih dan jual mahal, kan?
Desain Tempat dan Ambience
Sejujurnya penampilan luar Warung Wakaka mirip banget sama Warunk Upnormal. Tiga kalimat: desain bangunan industrial yang lagi ngehits, dominasi warna hitam di berbagai sudut, dan fancy indomie. Satu spesies sebagai warung indomie kekinian yang cozy dipakai hangout bareng temen-temen.Sayang sekali saya gak sempat motret suasana di sana, cuma motret makanan dan minumannya doang.
Konsep food factory menghadirkan open kitchen yang menarik disaksikan oleh setiap customer terutama anak Instagram. Desain Warung Wakaka secara keseluruhan lumayan mewakili spirit pelajar dan mahasiswa yang gak butuh-butuh banget makanan yang super enak; mereka cukup dikasih tempat makan yang representatif buat kebutuhan nongkrong berlama-lama sambil ngerjain tugas kuliah atau main UNO.
Penampakan mainstream dari tempat makan berkapasitas 250 kursi ini membuat saya awalnya super under estimate. Apalagi tempat makan baru ini berlokasi di Cibinong: biasanya tempat makan di Cibinong cenderung gampang buka tetapi juga gampang pula tutup alias cepet bangkrutnya.
Ternyata asumsi saya salah.
Mengusung gaya industrial yang biasanya membuat ambience di dalamnya super gerah, di Warung Wakaka ini saya enggak ngerasain gerah. Hawanya adem dan sirkulasi udara relatif lancar.
Meskipun waktu itu lumayan rame pengunjung, tapi suasananya tetep nyaman dan gak terlalu berisik padahal saya lihat semua pada cuap-cuap ngobrol. Apakah ada hubungannya dengan bangunan yang beratap tinggi tanpa plafon dan lantai semen?
Salah satu poin yang saya suka dari Warung Wakaka adalah desain kursi sofa berbentuk L dan diposisikan punggung-punggungan antar customer. Sangat efektif untuk menghemat tempat sekaligus menjaga privasi masing-masing customer kala menikmati kehangatan bersama teman-teman atau keluarga.
Varian Menu di Warung Wakaka Cibinong
Tempat makan ini sepertinya punya diferensiasi yang unik dibanding pesaingnya. Mereka mengusung beberapa varian menu andalan yang bukan indomie ala-ala saja. Mulai dari nasi uduk, nasi goreng, roti bakar kampung, aneka rice bowl seperti salted egg rice atau ayam geprek.Dan dengan percaya diri, Warung Wakaka menawarkan menu martabak manis dan telur untuk disajikan hangat-hangat di tempat, bukan lagi sebagai camilan yang sekadar dibawa pulang sebagai oleh-oleh buat calon mertua.
Selain martabak, menu Warung Wakaka yang harus saya highlight adalah sate taichan yang secara nyeleneh mereka cantumkan ke dalam buku menunya dalam porsi lusinan hingga kwintalan. Padahal sekwintal itu maksudnya satu kilogram mungkin ya.
Lantaran ogah menyantap sajian indomie mahal-mahal, saya lebih memilih untuk memesan sate taichan dengan porsi selusin alias 12 tusuk. Istri lebih milih mi kuah wakaka spesial. Entahlah ini masih sebangsa indomie atau mereka bikin bumbu sendiri dan dibuat dari jenis mi non indomie.
Perkara Rasa
Rasa makanan yang kami pesan kemarin cukup melampaui ekspektasi. Semula saya kira rasanya bakal mecin doang. Tapi ternyata lumayan kaya. Niat juga mereka.Sate taichannya juara. Garing di luar, lembut saat dikunyah. Daging ayam bagian dada yang berwarna putih itu berbalur bumbu yang pas, gak terlalu asam, gak terlalu asin; pas gurihnya. Sambalnya tentu saja pedas tapi relatif masih dapat dinikmati dengan nyaman, pedasnya tidak terlalu menyiksa.
Mi kuah wakaka spesial apakah beneran spesial? Lumayan. Rasanya enggak indomie doang lah. Saya rasa Wakaka gak pelit nebar rempah-rempah ke semua menu andalannya, termasuk ke dalam mie kuah spesial mereka yang menghasilkan kuah sekental dan semirip ramen.
Sayang sekali karena kekenyangan saya urung mencoba roti bakarnya. Sepertinya sih gak kalah enak dan cukup direkomendasikan oleh waitersnya lantaran banyak pengunjung yang datang mesen roti bakar. Martabak telurnya pun menggoda! Sayang, sekali lagi, kami kekenyangan.
Minumannya sendiri saya mesen kopi Vietnam yang rasanya menurut saya sebagai orang yang gak bisa mengelaborasikan rasa kopi sih enak. Udah gitu aja. Istri mesen avocado coffee, dan kata dia juga lumayan enak sekaligus nyegerin.
Harga Menu di Warung Wakaka Cibinong
Dari segi harga, menu di Warung Wakaka cukup ditebus dengan harga yang sebanding dengan apa yang mereka sajikan kepada customer: suasana yang hidup dan berkesan modern berkat desain interior gaya industrial, pelayanan yang sigap serta waktu tunggu yang gak terlalu lama di tengah padatnya pengunjung.Kurang lebih masih masuk dalam rentang harga 130 ribuan untuk 2 orang. Rata-rata harga menu makanan di Warung Wakaka Cibinong mulai dari 25 ribuan, dan minuman tersedia mulai dari harga 10 ribu.
Apakah Warung Wakaka Cibinong wajib dikunjungi kembali?
Overall Score
Saya rasa iya. Sebab sesuai namanya: Warung Wakaka cocok disinggahi untuk berwakakakaka bersama teman-teman ataupun keluarga.[]
Kuliner Cibinong
Warung Wakaka - Food Factory
Buka mulai pukul 16.00 - 00.00 (Minggu-Jumat), 16.00 - 01.00 (Sabtu)
Jl. Raya Mayor Oking Jaya Atmaja, RT.001/RW.002, Ciriung, Cibinong, Bogor, Jawa Barat 16918
Nomor kontak: 0821-1200-3737
Instagram: @warung_wakaka
Website: https://warung-wakaka-cibinong.business.site/