Catatan Keseharian yang Mencerahkan



Banyak sekali ragam tema blog yang tersebar di internet, yang kini harus pula bersaing dengan platform konten terpopuler saat ini yakni Youtube. Mulai dari blog bertema bisnis, makanan, komedi, fotografi, pengembangan diri, puisi, kecantikan, dan tentu saja yang menjadi primadona bloger-bloger kekinian: travelling.

Sebagai orang yang memulai membaca blog dari blognya Raditya Dika, tentu saja saya tak dapat memungkiri bahwa tema blog yang paling saya sukai adalah tema personal yang menceritakan keseharian dirinya sendiri. Baik keseharian ia di rumah, di kampus, destinasi wisata, hingga menceritakan apa yang biasa ia lakukan di tempat kerja.



Walaupun tema blog semacam itu mungkin dianggap oleh anak-anak Youtube sebagai konten sekadar curhat yang nuansanya galau yang sama sekali susah untuk dimonetisasi, sehingga bagi mereka mungkin cuma buang-buang waktu, saya selalu mendapat sesuatu usai membaca blog bertemakan personal diary alias catatan keseharian, dari siapa pun yang menuliskannya.
Keseharian yang dicatat seseorang pada jurnal onlinenya di blog adalah sekelumit keresahan, yang susah untuk digoogling secara sengaja oleh kita; tidak sebejibun daftar hasil pencarian saat kita mengetikkan kata kunci berbau How-to dan DIY.
Sering saya menemukan keresahan senasib dengan yang saya rasakan di dalam catatan keseharian seseorang. Pikiran saya kemudian tercerahkan seperti sudah menemukan sebuah solusi, padahal sebetulnya tidak saya temui solusi konkret yang dapat saya pungut dari tulisan tersebut.

Bahkan saya ketemu seseorang yang sekarang jadi istri berawal dari kesukaan saya pada tulisan-tulisan ia seputar kesehariannya.



Selain personal diary, sejak 2015 saya juga menyukai bloger yang mengulas makanan khas di daerah tempat mereka bermukim. Tema blog berbau kuliner ini pun menginspirasi saya untuk menuliskannya juga pada blog saya. Bagi saya makanan adalah pencair suasana dan pemecah kecanggungan yang dapat meleburkan suatu pertemuan bisnis dengan klien, dan pemersatu keluarga saat tengah berkumpul.

Melalui selera lidah yang sangat demokratis, makanan dapat memutar memori ke masa lalu dengan orangtua yang dahulu suka mengajak makan di warung sate legendaris, dapat pula membangkitkan kembali perasaan kecewa ketika dicuekin oleh pramusaji di sebuah restoran cepat saji.
Pendek kata, makanan mengandung sejuta cerita yang menarik untuk dibaca.


Selain personal diary dan makanan, tema blog yang sering saya baca sekarang biasanya seputar parenting, travelling, pengembangan diri, bisnis, startup, dan manajemen.

Terlepas dari tema blog yang saya sukai, menurut saya apa pun tema blog yang kita tulis, pasti bakalan enak untuk dibaca jika ditulis dari hati.

Kalau kamu, blog bertema apa yang suka kamu baca?[]

Sumber foto: Pexels.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama