Ketagihan "Majestic Challenge" dari @Madariyanhadi



Malam Jumat dua hari lalu saya gak bisa tidur gara-gara @Madariyanhadi.


Pada cuitannya, dia ngasih semacam challenge untuk membuat IG Stories dari foto-foto di galeri handphone yang menurut kita objeknya gak ada menarik-menariknya alias biasa saja secara estetika, hingga kita ogah ngeshare ke platform mana pun.

Sudah jelas syaratnya adalah: cari foto biasa aja, kemudian close-up melalui zoom yang terdapat fitur IG Stories. Lalu percantik dengan filter sesuai selera, dan bubuhkan tipografi "majestic" yang saya maknai sebagai kemegahan. Posisikan tipografi tersebut di tengah, dengan jenis font classic, gak usah aneh-aneh.

Semula saya pesimis dan sungkan untuk turut nimbrung pada challenge Mada. Entah kenapa malam itu telunjuk saya tergerak mengudak-udak galeri handphone, dan ternyata memang sebagian besar berkoleksikan foto-foto biasa aja alias gak guna. Saya edit di IG Stories sesuai anjuran Mada yaitu close-up, ganti filter, tambahkan teks "majestic", dan BAM!



Hasilnya bikin saya tercenung dan ketagihan!







Meskipun memang hasil dari meng-close-up secara paksa foto-foto beresolusi rendah dan berkualitas rendah pula secara estetika, menimbulkan banyak sekali noise. Akan tetapi, ketidaksempurnaan itu justru menurut saya yang bikin fotonya jadi rada nyeni! Lebih dramatis dari kenyataannya. Ternyata emang bener, imperfection is perfect.







Pada akhirnya saya ketagihan menambahkan majestic-majestic lain ke IG Stories saya malam itu, dan malam Jumat itu saya ngerasain yang namanya nyampah di Timeline orang melalui Stories.







Hal-hal yang saya petik dari challenge @Madariyanhadi dalam meng-close-up foto gak guna menjadi foto berseni dengan memanfaatkan fitur sederhana di IG Stories adalah:

1. Imperfection is Perfect
2. Gear doesn't matter
3. Keajaiban otak kanan
4. Kreativitas bisa dipantik melalui hal-hal sederhana oleh siapa pun



Sampai hari ini saya masih saja kepikiran tentang "Majestic Challenge". Ke mana pun saya pergi, melihat sekeliling yang saya temui, otak otomatis mikir estetika, kontur, tekstur setiap objek.















Satu lagi yang membuat saya tercerahkan adalah, fitur zoom alias close-up pada IG Stories sama sekali tidak mengurangi ketajaman foto. Kualitas foto justru semakin tajam alias tidak pecah. Hanya saja, konsekuensi semakin "close" kita memberbesar objek foto, noise pun kian merajalela.

Ada lagi yang ikutan "Majestic Challenge" dari @Madariyanhadi kemarin? Pada takjub juga gak melihat hasilnya?[]

2 Komentar

Lebih baru Lebih lama