Menemukan Arti Kesempurnaan di Lawangwangi Creative Space Bandung

Sebuah tempat biasa akan menjadi istimewa ketika seni menyentuhnya. Namun, bagaimana jika sebuah destinasi daerah yang memang sudah tersohor indah dan mendamaikan, kemudian dipoles oleh tangan-tangan magis seniman, lantas kita disuguhi pula oleh makanan enak dari racikan koki?


Lawangwangi Creative Space adalah satu dari sedikit destinasi yang berhasil memadukan antara tempat yang indah, karya-karya seni memikat, dan santapan lezat. Kami takkan pernah menyesal pada Desember 2017 sempat sambangi tempat spesial itu.


Lawangwangi Creative Space berada di kawasan Dago, tepatnya di Jl. Dago Giri No.99a, Mekarwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Rute menuju ke sana sebetulnya sudah sangat memadai untuk kendaraan pribadi, hanya saja kondisi lalu lintas yang lebih parah dari kategori macet ditambah kontur jalanan yang menanjak merupakan tantangan tersendiri untuk dapat tiba ke lokasi.



Namun tak usah khawatir kamu bakalan menyesal. Sesampainya di sana, kami disambut hangat suami istri yang kemudian kami ketahui sebagai pemilik tempat luar biasa tersebut. Keramahtamahannya membuat kami sebelumnya menyangka suami istri itu adalah sama-sama pengunjung seperti kami.

Dengung nada orkestra dari pengeras suara portabel yang biasa kita sebut dengan TOA menyambut kami yang baru masuk pintu gedung. Saya terkesan dengan keunikan ini. Biasanya kafe-kafe menyambut pengunjungnya dengan alunan lembut jazz atau tukikan nada ala Motown.

Namun Lawangwangi dengan nyeleneh menyetel irama selamat datang yang berasal dari dengungan puluhan TOA sehingga ciptakan nada harmonis.



Lawangwangi Creative Space menyuguhkan lantai 1 sebagai galeri seni. Menurut sang pemilik, pameran seni biasa dihelat 2 minggu sekali, namun tidak tentu, kerap kali setiap pekan ada pameran seni dengan tema berbeda, namun terkadang dalam sebulan galeri mereka cukup memamerkan karya-karya seni dengan satu tema yang sama.

Taken by: gioveny.com


Taken by: gioveny.com


Sebagai orang yang jarang ke pameran seni dan sedari STM lebih sering mengunjungi pameran teknologi, banyak hal-hal baru yang saya temui di sini. Dan terkadang saya tidak mengerti apa dan untuk apa karya-karya itu dipamerkan. Namun konon katanya, seni memang bukan melulu untuk dipahami, cukup untuk sekadar dinikmati.

Tujuan utama kami ke Lawangwangi Creative Space adalah mencoba menu yang diusung oleh kafe bernuansa galeri kreativitas tersebut. Bukan cuma cita rasa makanannya, saya rasa ambience di sana sangat nyaman pada siang hari, mata saya dimanjakan pemandangan hijau dari balik kaca jendela lebar.

Langit-langit yang tinggi membuat kesan udara dapat kami hirup dengan boros, meskipun siang itu lumayan banyak pengunjung yang datang; kursi-kursi hampir tiga perempatnya terisi.


Hal yang paling saya suka dari Lawangwangi Creative Space adalah konsep desainnya. Seolah-olah, semua benda yang ada di sana tak boleh luput dari sentuhan artistik dan estetika. Mulai dari papan nomor meja saja saya iri terhadap desainernya, begitu pula sampul buku menu yang bergaya desain simetris minimalis, serta patung manusia kuning yang sedang menadah piring-gelas-mangkuk di atas kepalanya.

Bagaimana dengan santapannya?


Jujur saja tidak ada hal baru yang saya temukan dari sajian di Lawangwangi Creative Space. Kurang lebih apa yang kamu temui di kafe-kafe lain di Bandung maupun Bogor, ada tersedia di sini; baik menu Western dan lokal.



Saya mencoba Lawangwangi Platter yang terdiri dari Mantau slider, chicken finger, onion ring, dan crispy potato skin yang disajikan dengan tartar dressing. Sebagai pemuas dahaga dan lelah usai bermacet-macetan di tanjakan, saya pilih Red Light yang terdiri atas strawberry puree, peach, lychee, dan nata de coco. Istri, seperti biasa, melanjutkan pencarian spaghetti aglio olio paling enak sedunia.

Taken by: gioveny.com


Untuk tampilan menu saat terhidang di meja kami, saya kasih nilai 100! Begitupun dengan waktu tunggu saya kasih 100 karena pelayanannya relatif cepat padahal lumayan banyak pengunjung saat itu. Bagaimana dengan rasanya?

Taken by: gioveny.com


Apa yang tersaji di atas Lawangwangi Platter terbilang oke, tartar dressing-nya unik. Tapi tidak sampai taraf luar biasa, bolehlah saya kasih skor 85. Dan Red Light sangat menyegarkan dan tidak terlalu manis, cocok dengan hawa terik Dago siang itu. Spaghetti Aglio Olio, istri saya bilang good, namun sama seperti saya, belum melampaui tingkat enak banget.



Lawangwangi Creative Space adalah destinasi pemuas perut yang menyehatkan lantaran area indoor terlebih outdoor terbilang luas, sehingga saya bebas berjalan kaki ke taman, memandangi karya-karya seni yang tersebar pula di luar gedung utama yang tak kalah memukau dan karya patung di atas membuat saya berpikir sekaligus merenungkan maknanya yang paradoks.


Ia Ada dengan Ketiadaannya

Sama seperti ketidaksempurnaan yang lekat dengan manusia, karena ketidaksempurnaan manusia itu pulalah yang membuat manusia itu sempurna sebagai makhluk-Nya.[]

Kuliner Bandung
Lawangwangi Creative Space
Jam buka: 11.00-22.00 (Senin-Kamis), 10.00-23.00 (Jumat), 07.00-23.00 (Sabtu), 07.00-22.00 (Minggu)
Jl. Dago Giri No.99a, Mekarwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat 40135
Nomor kontak: 0815-6016-666
Website: creativespace.lawangwangi.com

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama