Bodo amat belum hari Senin juga. Posting sekalian Sabtu sekarang deh mumpung sempet daripada telat kayak kemaren. Meski hati sakit karena gagal diet lagi, demi memenuhi komitmen ya mau gak mau saya harus posting tentang progres seumur hidup ini.
Sebulan berlalu, berat badan bukannya turun, malah naek lagi. Naeknya nyaris menyamai berat badan awal pula! Berat badan awal adalah 103,6 kg. Empat pekan kemudian, beranjak kembali, bahkan hampir melampaui, tepatnya angka 102,3. Sungguh ini adalah petaka ke sekian kali.
Jujur saja. Memasuki pekan ke empat, pola makan udah ancur-ancuran. Di kantor pagi-pagi jam 8an udah makan gorengan, klepon, dan kue-kue basah lain karena rasanya perut udah keroncongan. Enggak heran. Karena memang biasanya sih, sekalinya OCD dilanggar, misalkan pada malam sebelumnya saya masih nyemil gorengan jam 10 padahal sudah lewat jendela makan, perut jadi makin rakus atas prakarsa siwernya mata.
Jadi emang butuh komitmen kuat untuk terus memasang kacamata kuda tiap hari, gak memedulikan apa situasi dan kondisi yang harus dilalui saat sedang menjalani diet. Terus jalanin aja apa pun yang terjadi. Bukan cuma diet, mungkin sikap persistence pun adalah esensi hidup secara keseluruhan.
Gak bisa menyalahkan orang lain, menyalahkan keadaan. Ini semua ya karena saya sendiri.
Alexa rank juga makin bengkak drastis. Aneh banget bisa naek 3 jutaan dari seminggu yang lalu. Apa gara-gara konten kilo project ini hah rank blog gue jadi ikut-ikutan bengkak?
Hidup itu berat.[]
Update 29 April 2018:
Pagi tadi saya mencoba untuk lari 6 kilometer lagi, setelah beberapa bulan ini terlalu manut sama larangan berlari dari dokter kepada orang gendut. Katanya kasihan sendinya karena mesti dipaksa menahan beban jauh lebih berat dari semestinya. Tapi gapapa, hari ini saya mulai mencoba kembali lari-lari kecil dengan melangkah seperti berjalan saja supaya sendi gak terlalu terentak-entak. Hasilnya lumayan, mengeluarkan keringet lebih banyak daripada berjalan, dan gak ngebosenin juga.
Update 29 April 2018:
Pagi tadi saya mencoba untuk lari 6 kilometer lagi, setelah beberapa bulan ini terlalu manut sama larangan berlari dari dokter kepada orang gendut. Katanya kasihan sendinya karena mesti dipaksa menahan beban jauh lebih berat dari semestinya. Tapi gapapa, hari ini saya mulai mencoba kembali lari-lari kecil dengan melangkah seperti berjalan saja supaya sendi gak terlalu terentak-entak. Hasilnya lumayan, mengeluarkan keringet lebih banyak daripada berjalan, dan gak ngebosenin juga.