Selamat Pagi, Malam

Aku masih belum paham mengapa uang orang-orang
ciptakan. Buang najis saja harus punya uang.
Ia dapat membeli kebahagiaan, menepis kegamangan, menenung masa depan,
menyuruk belukar takdir. Andai saban malam
tidur berselimut uang aku ingin
membeli waktu. Waktu-waktu suka
kutebus, waktu-waktu duka kutebas,
waktu-waktu hilang kukenang sebagai arsip di awan surga.
Mestinya, Malam, kau melek seharian
gantikan pagi, siang, senja, petang, fajar.
Pagi bukan sinonim
semangat. Malam lebih mewah
dari pekat. Selamat pagi, Malam. Cukup,
isyarat jemari sekadar buat anak-anak kita belajar berhitung.[]

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama