Membincang batagor belum afdal bila belum langsung mencicipi batagor dari tanah kelahirannya, Bandung. Dari mulut ke mulut, istilah batagor muncul dari singkatan baso tahu goreng. Baso tahu sendiri mungkin lebih akrab di ibukota dengan istilah Siomay Bandung. Konon ide batagor muncul dari baso tahu yang belum habis terjual dan kepalang dikukus, supaya tidak basi digorenglah baso tahu itu yang alhasil mendadak berubah nama menjadi baso tahu goreng; batagor.
Sebagai ibu pertiwinya batagor, di Bandung banyak sekali pengusaha batagor yang mendaulat diri sebagai Batagor Asli Bandung. Batagor Riri adalah batagor yang sudah akrab di telinga turis ibukota (yang ngebet ke Bandung usai takjub melihat foto ekstrim Tebing Keraton di instagram). Padahal kebanyakan orang Bandung malah belum pernah mencicipi batagor yang konon rajanya batagor di Bandung itu.
Batagor Riri bagi saya selayaknya film Hollywood bervisual bagus dan berbudget boros yang mudah memikat kelas menengah dan selalu terkesan keren untuk dikonsumsi, padahal tidak semua film Hollywood itu bagus.
Ketimbang Batagor Riri, Batagor H. Isan adalah batagor yang lebih dekat dengan hati masyarakat biasa di Bandung, termasuk saya, bukan turis Sabtu-Minggu-Harpitnas berpelat B. Haji Isan adalah perintis batagor bawah tanah di Bandung yang terkesan anti kemapanan. Salah satu buktinya, sejak dulu beliau enggan membuka cabang di daerah yang lebih strategis dari lokasi yang sudah dihuni sejak awal perintisan di Jl. Bojongloa Kaler, meskipun jika bicara marketshare di Bandung dan sekitarnya tentu sudah memadai dibukanya cabang kedai batagor lain sebab kedua kedai kecil itu selalu sarat pengunjung. Dua?
Ya, dua. Setahu saya hanya ada dua lokasi Batagor H. Isan di Bandung berupa kedai sederhana, yaitu di daerah Kopo sekitar Rumah Sakit Immanuel. Menurut pegawai dan jelas terpampang pada potret di dinding kedai, H. Isan punya adik bernama H. Kamul. Kakak adik itu sama-sama punya usaha batagor yang resep dan cita rasanya identik, namun membuka kedai masing-masing. Kedai batagor yang paling dekat dengan gang rumah sakit Immanuel ini diprakarsai oleh H. Kamul, tepatnya di Jl. Nyengseret No. 140.
Potret H. Isan (kiri) dan H. Kamul (kanan) |
Batagor H. Kamul, Samping RS. Immanuel |
Sementara kedai Batagor H. Isan berada di ruas jalan Bojongloa Kaler, tidak terlampau jauh dari kedai H. Kamul. Namun lucunya, masyarakat mengenal kedua kedai itu sebagai Batagor Isan. Memang setelah saya cicipi di kedua tempat itu, batagornya sama enaknya. Aroma tenggiri yang pas dalam adonan aci gurih yang diselusupkan pada tahu putih bagai surga di mulut, cocolkan dengan bumbu kacang encer khas H. Isan yang gurih dan pedasnya pas. Batagor sama-sama ditata pada piring rotan beralas daun pisang dan bumbu dalam mangkuk terpisah. Atau dikemas dalam besek jika batagor hendak kita bawa pulang (take away).
Sayangnya akhir-akhir ini banyak pengusaha yang mendompleng nama H. Isan. Mulai dari kedai sederhana (termasuk H. Isan di Jl. Lurah yang beberapa fotonya terlampir pada artikel ini) hingga kedai modern. Saya pernah melihat sebuah kafe di kawasan Bantarjati, Bogor yang mencantumkan nama Batagor Ihsan (memang, beda tipis dengan Isan dilengkapi huruf H) dengan tipografi dan grafis retro ala-ala.
Entah apakah pengusaha kedai itu menyumbang royalti kepada keluarga H. Isan (sebab beliau sudah wafat pada 2008) berkat pencatutan nama tersebut, atakah cuek aja selama belum ditegur. Lagi pula mana berani keluarga H. Isan yang tergolong bukan berbentuk badan hukum, menegur pengusaha yang bekingannya banyak. Kita sama-sama tahu hukum selalu runcing ke mana toh? Dan lagi pula, dengan menyelipkan huruf H dalam nama Isan, pelanggaran nama badan usaha akan kian mengelabu.
Sebelumnya, semasih bersekolah pada 2008, tiba-tiba saya menengok ada Batagor H. Isan yang baru dibuka di Jl. Lurah, Cimahi. Bangunannya lebih luas dan lebih higienis ketimbang warung legendarisnya di daerah Kopo. Sampai sekarang saya belum tahu pasti apakah itu cabang resmi H. Isan, ataukah yang memilikinya adalah mantan pegawai di warung H. Isan di Kopo. Sebab sekali lagi, amanat H. Isan dan H. Kamul konon tetap kukuh takkan membuka cabang kedai batagor di daerah mana pun.
Batagor H. Isan, Jl. Lurah, Cimahi |
Memang di Batagor H. Isan Jl. Lurah ini, saya menemukan perbedaan yang cukup jomplang. Di sini pegawainya banyak sekali. Ada yang sedang menggoreng batagor setengah matang, menggoreng matang, memplastiki bumbu, menyajikan mie baso, dan yang nganggur pun banyak. Mulai dari remaja tanggung hingga akang-akang sepantaran saya. Tidak ada sosok bapak-bapak di sini selain tukang parkir. Komandonya dipegang oleh pemuda yang berusia paling tua di antara mereka.
Tata saji pun berbeda dengan di Kopo yang selalu menghidangkan batagor pada piring rotan beralaskan daun pisang, serta bumbunya dituang pada mangkuk ayam jago. Sementara di Jl. Lurah baik batagor maupun bumbunya tersaji pada dua mangkuk ayam legendaris itu.
Begitu sampai mulut, tercium aroma ikan yang menyengat. Entahlah, menurut saya aromanya tidak sewangi Batagor H. Isan di Kopo, malah anyir. Apakah ikan yang digunakan bukan ikan tenggiri? Atau gara-gara diracik oleh remaja tanggung? Kemudian, gigi saya lama-lama pegal mengunyah batagor yang alotnya minta ampun. Semacam gaaleun kalau Basa Sundanya mah. Jauh berbeda dengan yang di Kopo, tekstur batagor selalu garing di luar, namun empuk nan gurih di dalam sehingga mudah dicerna mulut.
Dan tanpa saya minta ataupun ditawarkan, mereka malah menyertakan batagor jenis pangsit ke mangkuk, bukan cuma yang tahu. Padahal Batagor H. Isan yang asli tidak menyediakan batagor jenis pangsit. Mungkin mereka memindai selera orang Cimahi yang lebih suka diadakan batagor pangsit selain batagor original. Sialnya, batagor pangsit ini sama alotnya dengan batagor bentuk tahu tadi. Bahkan lebih gawat sebab saya mesti hati-hati menggigit pangsit yang serpihannya cukup tajam untuk melukai mulut.
Demikian pula dengan bumbu yang tidak semantap Batagor H. Isan Kopo. Oh ya, bumbu kacang Batagor H. Isan memang lain dengan bumbu kacang batagor yang biasa. Bumbunya encer, berwarna merah yang berasal dari merah cabe, serta kentara rasa asam cuka. Sudah pedas tanpa harus ditambah sambal. Namun di Batagor H. Isan Jl. Lurah ini, bumbunya gak ke mana-mana; hambar iya, pedas enggak. Kayak makan bumbu kacang tanpa garam, diwarnain cat air merah, terus dikasih kuah air termos.
Jadi, yang mana Batagor H. Isan yang asli itu? Yang sudah teruji sejarahnya adalah Batagor H. Isan di ruas Jl. Bojongloa Kaler dan Batagor H. Kamul di mulut gang Rumah Sakit Immanuel. Keduanya sama-sama ada di daerah Kopo. Sementara jika Anda menemukan Batagor H. Isan di lokasi lain, entahlah, mungkin amanat H. Isan dan H. Kamul sejak awal merintis usaha batagor benar adanya. Membuka cabang hanyalah akan menimbulkan kebingungan di benak masyarakat seperti saat ini. Dan seiring waktu, nama yang semakin besar cuma akan mengetuk pengusaha-pengusaha kekinian yang lebih suka kapitalisasi ala franchise.[]
Skor Batagor H. Isan dan H. Kamul, Jl. Bojongloa Kaler (Kopo), Bandung :
Rasa : 9
Tempat : 7
Pelayanan : 8,5
Harga : 8,5
Instagramable : 7,5
Skor Batagor H. Isan Jl. Lurah, Cimahi :
Rasa : 7,5
Tempat : 8
Pelayanan : 7,5
Harga : 8,5
Instagramable : 7
Wah luar biasa pengamatannya ya BATAGOR ini memang menjadi salah satu kuliner atau jajanan yang juga banyak dicari dan diminati oleh orang Pontianak. Ada beberapa SPOT penjualan Batagor yang bisa dengan mudah di jumpai di kota Pontianak. Nyaris tidak ada bedanya dari penjual BATAGOR yang satu dengan penjual BATAGOR lainnya. Gurihnya relatif sama. Sambel kacang atau saus kacangnya juga relatif sama. Saya suka BATAGOR juga
BalasHapuskalo menurut lidah saya, batagor cimahi sama batagor bandung kota pun punya kekhasan tersendiri. padahal masih wilayah bandung. apalagi di luar bandung, pasti beda-beda cita rasanya :D
Hapusterima kasih sudah mampir dan membaca, pak asep :)
Setau saya batagor ihsan Yg d jln. Lurah cimahi itu sdh da dr thn 2000 an, waktu saya masih smp. Saya pernah kesan pas smp, dan swaktu sma thn 2001 an saya langganan batagor ihsan karna saya sklh di SMAN 5 cimahi, yg lokasiny dkt dgn batagor ihaan gang lurah
Hapusbetul, yah kurang lebih 2001 sampai 2005an lah, saya juga kurang tahu pastinya.. terima kasih sudah berkunjung, Bu Prita :)
HapusKang.. ada dkt rmh saya di jalan sukamenak, yg dulu di jln situtarate. Itu juga enak, tapi itu yg cabangnya kah??saya baru tahu ada banyak rumah makan batagor h.isan... tapi,thanks artikel nya bermanfaat
BalasHapusiya, banyak banget Kang Anonymous. mengenai asli atau tidaknya, cuma mereka yang tahu hahaha...
HapusMantep ulasan kulinernya Kang Cepy.. Kapan-kapan ulas juga rasa KRENZY CHICKEN yah...
BalasHapusSalam Bisnis..
Wah, di cibinong ada gak nih? :D
Hapus