Ganti Mazhab

Sudah lebih dari dua tahun saya menjalani OCD, lengkap dengan segala problematikanya. Kadang bolong-bolong, kadang ragu, apalagi menyaksikan Om Corbuzier, si pelopor OCD nya aja malah kena stroke awal 2014 silam.

Efek dari inkonsistensi tersebut adalah naik turunnya berat badan saya. Mula-mula, berat badan saya sebelum OCD adalah 103 kilogram, sebulan kemudian turun sekitar 5 atau 8 kilogram, saya lupa. Bulan-bulan berikutnya turun perlahan, kadang naik jika saya bandel, setelah tobat lantas turun lagi. Berat badan teringan yang berhasil saya capai adalah 84 kilogram, itu terjadi menjelang akhir tahun 2014! Rasanya enak banget pake baju apa aja. Kegantengan meningkat 0,0009%, eh kekecilan, meningkat hingga.. yah... lumayan lah, at least muka saya jadi nampak lebih muda, lebih tepatnya mendekati sewajarnya wajah seusia saya.

Tibalah pada suatu masa, tiga bulan belakangan saya menunaikan ibadah OCD justru tidak berpengaruh apa-apa. Bahkan sebaliknya, perlahan namun pasti celana jadi agak sesak, dan akhirnya nominal angka mengerikan membuktikan di jarum timbangan bahwa berat badan saya beranjak naik. Kok bisa ya?

Saya menduga hal demikian disebabkan beberapa hal. Pertama, meskipun setiap hari cuma makan dua kali (sesuai gerbang makan 8 jam, 6 jam, dan 4 jam) tiga bulan ini saya mengonsumsi nasi bungkus di warteg yang porsi nasinya sealaihim gambreng dan lauk pauk yang kaya akan minyak dan garam, dan lambat laun terbiasa dengan porsi sedemikian. Sialnya menjelang malam sepulang dari pabrik, perut saya keroncongan lagi! Padahal hari itu dan hari-hari lainnya saya makan dua kali nasi bungkus warteg Cirebonan yang porsinya bisa lima kali porsi makan Isyana Sarasvati.

Entahlah.. perut ini aneh, semakin dimanja, semakin meraja.

Yah, selain pola OCD yang berantakan di atas, pola OCD sepertinya sudah jenuh untuk tubuh saya. Tubuh telah terbiasa menjalani sekian pantangan-pantangan, lantas mengembalikan setelan baru tersebut sebagai setelan default yang tidak mengharuskan mereka mengerkah lemak-lemak biadab ini. Sebetulnya tidak hanya OCD, diet apa pun menurut saya punya potensi untuk menjelma diet yoyo, jika kita kerap melanggar aturan masing-masing.

*

Berkat info dari kakak (yang juga pejuang obesitas tanpa batas) dan blog-blog yang membahas diet food combining, saya merasa tergugah untuk berganti haluan diet dari OCD ke food combining. Apakah iman saya tidak cukup kuat, sehingga belum genap tiga tahun, sudah ganti mazhab segala? Mazhab diet? Bodo amat deh, seperti aneka ragam mazhab agama yang tujuannya sama-sama surga, maka tak apa berganti mazhab diet, yang penting ujung-ujungnya langsing. Aminin dong! *maksa*

Aturan diet ini sederhana (walaupun yang sederhana itu biasanya tidak sederhana untuk dilakukan). Pagi-pagi kita tetap sarapan, hanya saja bukan dengan nasi uduk Mbok Isyana atau bubur ayam Neng Raisa. Pagi-pagi kita sarapan buah-buahan, apa saja, kecuali: nangka, durian, alpukat, dan buah kaya akan gas yang lainnya. Pada siang hari, tentu saja kita makan nasi... tetapi dengan catatan. Aturannya adalah, nasi tidak boleh berpasangan dengan protein hewani semacam ayam, daging, termasuk telur. Pasangan serasi untuk nasi adalah sayur-sayuran dan protein nabati, yang murah meriah dan mudah didapat itu, siapa lagi kalau bukan duet tahu & tempe. Makan nasi dengan pati lain semacam perkedel kentang diperbolehkan, asalkan kadar telur dalam perkedel sedikiiit aja.

Makanan terenak sedunia, bagi lidah, tidak bagi lambung

Untuk makan malam, kita punya dua pilihan. Makan nasi lagi dengan sayur plus protein nabati. Atau makan protein hewani dengan sayuran. Contohnya ayam goreng dipadukan dengan tumisan buncis dan wortel, bisa juga kita makan malam dengan menu omelet telur (katakanlah telur dadar) digobal-gabul sama sayuran. Atau makan malam sama capcay warung tenda yang biasanya sudah dilengkapi beragam sayuran, sedikit bakso, suwiran ayam, dan telur orak-arik. Ingat, tanpa nasi ya! Oh ya, sebaiknya kita makan malam sebelum pukul 18.00, saya lupa apa alasannya, kaitannya dengan siklus-siklus pencernaan apa gitu.

Yuk sarapan!

Hari ini adalah hari pertama saya berganti mazhab, setelah bedrest lima hari dari penyakit lambung, padahal skripsi minta dituntaskan. Doakan saya supaya kukuh memegang mazhab food combining ini, dan kelak tubuh saya sehat, takkan lagi mudah diserang penyakit yang akarnya dari perut semacam asam lambung naik serta bonusnya adalah tubuh saya akan seideal teman-teman sekalian. Doakan juga saya supaya masuk surga. Amiin![]

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama