Blog bagi saya sudah seperti... apa ya. Diibaratkan seperti anak, saya belum punya anak. Sebagai adik, saya tidak punya adik. Seperti pacar.. nanti si M marah dong kalo dia segala disamain sama blog.
Blog sebagai pelarian, mungkin dapat dibilang demikian. Di saat tak lagi ada telinga yang saya percayai untuk berbagi kegalauan. Setidaknya dengan menuliskannya, saya dapat menumpahkan uneg-uneg tanpa harus turut menambah beban hidup orang lain. Dan memang tidak semua orang ikhlas membuka layanan curhat 24 jam. Iya sih gak ngebebanin orang, tapi kan menambah beban kuota internet? Ah, tidak seberapa, teman, dibanding manfaatnya yang besar bagi kesehatan pikiran dan hati saya.
Sejalan dengan waktu dan pengalaman ngeblog, ada suatu masa saya mulai menyadari untuk menyaring sampah pikiran secara ketat. Perlukah disebarkan? Pentingkah diudarakan? Gimana kalau ada yang nyinyir sama postingan sampah saya? Gimana kalau ada haters, terus mengadukan konten blog saya ke Kemenkominfo! Gak bakalan mewekkah saya disidang aparat terhormat andai kejeblos UU ITE? Saking kebanyakan mikir, saya jadi batal melulu memperbaharui blog padahal waktu luang berlimpah banget tahun 2014 lalu (bilang aja males, Cep).
Kini saya mulai mendedikasikan blog ini untuk diri sendiri, seperti halnya beranda rumah yang merupakan relung pribadi sang pemilik. Sebagai tuan rumah, kita yang harus mawas diri agar selektif menaruh perabotan maupun hiasan tertentu di selasar beranda sesuai estetika dan etika. Tentu, saya akan melayani siapa pun tamu yang datang termasuk teman-teman yang mampir ke blog ini seramah yang saya mampu.
Tapi jujur aja setahun belakangan pengunjung blog mulai sepi nih, teman... hiks. Terutama sehabis peralihan domain dari cepyhr.com ke basabasipagi.blogspot.com, dan sekarang ganti domain lagi ke cepy.web.id. Blogger hejo tihang pantaslah tersemat pada diri saya. Selain itu satu per satu blogger mulai meninggalkan blog masing-masing, kebanyakan lebih memilih Path sebagai medium berbagi yang praktis dan jauh lebih personal.
Sebelum sibuk bekerja nanti (doakan dong, teman, supaya saya lekas direkrut), sebisa mungkin saya konsisten mengisi blog ini dengan topik apa adanya, dengan bahasa yang sederhana. Saya lagi suka ngepost tentang makanan di sekitar rumah. Cibinong, daerah di mana saya bermukim, perkembangannya pesat. Baru ditinggal empat bulan, tiba-tiba udah ada lampu merah di pertigaan Karadenan. Perbaikan jalan di mana-mana, padahal tumben loh, Desember masih dua bulanan lagi.
Menurut saya, salah satu parameter kepesatan suatu daerah adalah munculnya satu demi satu destinasi pemanja lidah kekinian. Kesejahteraan perlahan meningkat. Kebutuhan utama penduduk setempat sudah terpenuhi berkatnya, kemudian mereka mulai memperhatikan kebutuhan selera lidah. Meski tidak sedikit yang baru-baru itu lekas tenggelam, takluk oleh kejamnya pasar dan selera masyarakat yang sukar ditebak, akan tetapi lekas digantikan tempat-tempat makan baru lain.
Oh ya. Kesalahan terbesar saya selama ini adalah jarang blogwalking. Padahal teman-teman di dunia maya itu sama pentingnya dengan teman di dunia nyata, terkadang malah lebih loyal. Guna menebus dosa-dosa masa lalu, saya mulai mengoptimalkan aplikasi Feedly dalam genggaman supaya tidak ketinggalan postingan blog terkini dari teman-teman sekalian. Boleh dong share di sini url blognya, nanti akan saya unggah ke content lists Feedly.
Selamat merayakan hari blogger nasional 2015, teman-teman, tahun yang berat. Saya sudah menginjak tahun ke lima berkelana di blogosphere, kurang lebih seumuran anak TK, lagi lucu-lucunya loh hahaha. Apa aja hal-hal yang kamu kangenin dari awal-awal masa ngeblog? Kalau saya, kangen terjebak di blog yang dihujani salju, kursor kelap-kelip, template anime Naruto yang riweuh, kemudian mengalun lagu D'Bagindaz tanpa permisi. Tiba-tiba Mozilla Firefox crash.[]
Haaaa, ngeri ganti domain sampe 2x :-D
BalasHapusPokoknya selamat hari blogger, siapa tahu dapat angpau :-D
hahaa saking jarang ngeblog, lupa memperpanjang bro, tau tau pas buka domain lama, kok connection timed out ya :D
Hapusselamat hari blogger juga!
Haaaa, aku dulu juga gitu, mas. Sekarang sudah muali agak kecanduan ngeblog :-D
HapusSama kaya Saya, udah jarang blogwalking.. sibuk dengan kehidupan seorang Suami dan Ayah dalam real life hehe.. alih-alih semangat ngeblog karena banyak tema yang bisa dijadikan bahan tulisan.. eh jadinya malah tepar deh gak nulis-nulis.. semangat kang cepy ^^
BalasHapusKang Papaz, tiap mau komentar di blogmu kok ya nggak bisa terus ya.
Hapus@kang papapz: ciye, role model bapak yang baik nih haha.. mantap kang :)
HapusHarus itu.. Jangan sampai siklus negatif terulang.. Biasanya nanti anak kita akan menjadikan kita sebagai figur dalam mendidik anaknya nanti .. Bedanya, saya akhirnya dengan sendirinya bisa memfilter apa yang boleh atau tidak boleh dalam mendidik anak.. Jadi ga strength banget kaya Ayah saya dulu ..
Hapus@Mbak Ely hehe .. Saya belum ngecek nih gimana susahnya buat komen ^^
setuju kang. kadang pernah kepikiran gitu juga. perlu gak ya mewariskan didikan keras ayah saya ke anak saya kelak. tapi makin ke sini mulai sadar, mendidik anak yang baik itu tidak harus keras ya kang :)
HapusAda lho layanan curhat 24 jam, ikhlas, itu di blogku hihihihi.
BalasHapusSetelah nggak ngeblog selama 5 bulanan karena sakit, aku juga jarang bw, jadi maaf baru bisa berkunjung ke blogmu sekarang. Memang benar saat aku mulai belajar nyicil bw, ada beberapa blogger yang lama nggak ngeblog atau memang meninggalkan blognya begitu saja, namun masih lebih banyak jumlah kawan blogger yang tetap rajin posting.
Main ke tempatku Cepy, bentar lagi Insya Allah bisa lihat jatuhnya salju asli :)
Semoga impiannya segera terwujud ya segera direkrut dan bekerja dengan sukses Aamiin.
Salam manis buatmu dan miss M :)
apa kabar, mbak ely? semoga sehat selalu nih sehabis operasi ya :|
Hapustapi salut loh mbak sampai sekarang masih konsisten ngisi blog dengan total seperti dulu. salam sukses dan sehat selalu juga, mbak el :)