Podo Wae


Saat mengobrol santai bersama orang-orang proyek, terlontar dua kalimat berima dari mulut mereka seiring derai tawa berhamburan. Saya cuma tersenyum kecut.

Tali rafia tali sepatu. Sama-sama mafia harus bersatu.
Tagline mereka mengejutkan bagi saya, namun biasa-biasa saja, mungkin, apabila pada akhirnya saya menyadari bahwa negeri ini Indonesia, bung! Bukan kasus dengan skala besar di Senayan sana saja yang terhidu KPK saja ternyata, tetapi swasta pun podo wae! Timbul kekhawatiran dalam hati kecil saya, sudah punahkah manusia-manusia yang tidak buta akan harta, jabatan, dan wanita? Atau, saya sendiri pun secara tak langung sudah terdoktrin paham pragmatis ini: "Udah, ambil! Masih kaku aja."

Namun ada mendingnya. Proyek swasta sekadar mencemari kepercayaan project owner dan mengorbankan peluh dan otot kuli-kulinya. Sedangkan proyek pemerintah telah menodai kepercayaan rakyat, menghamburkan uang rakyat, makan dan minum dari air mata rakyat yang menangis kelaparan.
Uh, miris bila menghadapi fakta kongkalikong yang begitu mencolok mata, serta kemalangan orang-orang kecil yang terpaksa bekerja kasar demi menjaga dapur tetap mengepul.


Selamat datang Selasa depan. Selamat datang bulan suci Ramadan. Selamat datang otak kanan yang penuh kreativitas dan imajinasi, yang mulai pekan depan bakal bekerja lebih giat. Selamat datang tubuh yang ideal! (selamat datang yang ini bak mimpi di siang bolong).

21 Komentar

  1. miris baca yg kamu kasih tanda koma di atas Cepy

    selamat menyambut bulan Ramadhan

    BalasHapus
    Balasan
    1. hati saya sebenarnya bergolak, tapi sepertinya saya belum bisa berbuat banyak buat mereka, mbak :(
      iya, makasih mbak ely :)

      Hapus
  2. itu udah biasa mas bero, itulah Endonesa yang sebenarnya.. warisan jaman orde baru

    BalasHapus
    Balasan
    1. yap. bahkan, lebih jauh lagi, warisan dari belanda, ka :|

      Hapus
    2. paling ga, Belanda masih ngajarin kerja keras lewat kerja rodi :D

      Hapus
    3. hahay, saking yang positifnya gak keliatan :))

      Hapus
  3. hehe ah sama aja kang.. dimana-mana ya gitu :D yang penting kita aja diperhatikan kalau blom bs merubah orang lain ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. yoi kang, mending urusin jalan kita, udah lurus apa belum, ketimbang ngelurusin jalan orang lain dengan seenaknya :)

      Hapus
  4. cepy lagi magang di indocement sekalian yah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. nggak, cuman training sebulan doang, kakak veny :3

      Hapus
  5. yah begitulah mas, aku arsitek, sudah sering melihat hal seperti itu
    klise ya, emang, jujur itu baik tapi sulit dilakukan

    BalasHapus
    Balasan
    1. setuju, sulit banget. asyiknya, cepy break! dikunjungi arsitek seperti ente, kak Miko :)

      Hapus
  6. Aku punya teman yang kerja di proyek, dan sama persis dengan yg ada di atas. Sistem di negeri ini memang sudah membudaya korupsinya. Jadi susah ilangnya. Karena sudah budaya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha betul, nggak bakal ada habisnya ya, mas kalo membincang negeri ini :)

      Hapus
  7. itulah mengapa bro saya berharap pimpinan negeri yang jujur sehingga kebawahnya bisa jujur dan rakyat sejahtera...

    BalasHapus
    Balasan
    1. harapan kang chandra, sama dengan harapan seluruh rakyat Indonesia. aamiin :)

      Hapus
Lebih baru Lebih lama