Entah

Witing tresna jalaran saka kulina. Cinta tumbuh karena terbiasa. Entah, pepatah Jawa itu terus terngiang-ngiang di telinga kanan, kemudian enggan keluar melalui telinga kiri. Entah lantaran sering bergaul dengan orang Jawa. Entah terlalu sering menahan gigil akibat kehujanan setiap hari. Entah tersebab sesuatu yang entah.

Terlalu banyak intuisi, terlalu banyak visi-misi, terlalu banyak prediksi, terlalu banyak konspirasi. Hingga, tak jua menemukan secercah cahaya. Mungkin, itu yang menyebabkan sesuatu yang entah menggelayuti benak. Setiap jarum jam berdetak, setiap nadi berdenyut, setiap helaan-dengusan napas yang memburu.

Yang ditemukan, hanya secuil harapan, yang kemudian terurai menjadi seonggok bangkai. Busuk.

Tak dapat tersangkal, cinta, tumbuh dari keterbiasaan. Biasa saling temu, saling sapa, saling curah, saling merindu. Bahkan, saling benci. Tanpa keterbiasaan yang menuhankan "saling", cinta seolah ikan yang lupa akan tata cara berenang, lebih baik mati ketimbang sakit hati dituding yang entah-entah.

Pada akhirnya, cinta, memang tumbuh dari muasal yang entah. Sulit diterka, apa sebetulnya sesuatu yang entah itu, hingga menemukannya sendiri, lantas merengkuhnya lekat-lekat, supaya tak berubah kembali jadi entah.

Entah.

10 Komentar

  1. bagaimana dgn dunia maya Cepy adakah cinta dtg karena kebiasaan ? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hmmm, gak bisa jawab, mbak. belum ada buktinya, sih :ngakak

      Hapus
  2. karena baca entah jadi entah mau komen apa -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalo begitu, entahlah, ini juga mau balas apa :D

      Hapus
  3. asik ada yg lagi jatuh cinta nih kayanya ya ihiy~

    BalasHapus
    Balasan
    1. hmm, jawab iya atau nggak, ya :matabelo

      Hapus
  4. hahay jatuh cinta ka saha tah, paling batur sakelas nya wkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. entahlah, kang, saya juga bingung :ngakak

      Hapus
  5. Everyone you meet is afraid of something, and has lost something. But often meet, replace those with love

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama