Si Pekat Pemikat Ide - Kopi Liong


Anda sedang mengalami stres di kantor lantaran dikejar-kejar deadline tiap harinya? Kesulitan menangkap ide untuk menulis fiksi? Kehabisan kreativitas untuk merangkai artikel blog pribadi anda? Atau, galau terus-menerus karena dicuekin pacar yang main serong

Saya rasa, kopi hitam inilah obat yang mujarab untuk mengatasi kerisauan-kerisauan yang tengah anda alami sekarang. Kopi liong. Kopi hitam yang berasal dari Bogor, diproduksi di Bogor, serta tidak ada dan tidak dijual di daerah-daerah selain di daerah Bogor dan sekitarnya.

Walaupun bukan penikmat kopi sejati, namun saya ingin sekadar berpendapat perihal rasa dan taste kopi liong. Rasa kopi liong begitu berbeda bagi lidahku yang hanya terbiasa menyeruput kopi berkemasan lain yang mereknya lebih populer di benak orang lain. Memang, harganya lebih murah dibanding merek kopi sachet lain. Namun tidak begitu dengan rasanya. Begitu baru kita tuangkan air mendidih saja, aroma kopi liong sudah merebak ke mana-mana. Membuat setiap orang yang menghidu  aroma kopi ini meneguk ludah, lalu meminta untuk saya seduhkan lantaran seolah terjerat dan terhipnotis aromanya.


Menurut blogger yang juga pakar perkopian, mas MT, ada tips tersendiri dalam menyeduh kopi liong. Pertama, air untuk menyeduh kopi liong haruslah betul-betul mendidih. Kalau airnya tidak mendidih, katanya bisa menyebabkan sakit perut. Menyebabkan asam lambung cepat naik. Mag akan kambuh, deh! Saya pun pernah mengalami hal itu. Tips kedua, setelah kita menuangkan air mendidih ke dalam cangkir yang berisi serbuk kopi, jangan dulu diaduk, supaya ampas-ampasnya turun dahulu. Jika tidak, maka ampas kopi liong akan mengambang di permukaan cangkir. Selain itu, akan menyebabkan sakit perut juga. Tips terakhir, nikmatilah taste kopi liong yang kurasa tak kalah nikmat dengan kopi-kopi bermerek lain.

Yang menarik, harga eceran kopi ini murahnya nggak ketulungan! Cuma dengan menyodorkan delapan ratus perak kepada penjaja warung terdekat, kita sudah bisa menyeduh si pekat ini. Apalagi kalau kita membelinya satu bal. Cukup menyisihkan uang 12 ribu saja untuk menebus 20 pcs kopi liong ini. Sangat pas untuk kocek mahasiswa semacam saya yang jika ingin membeli deodoran pun harus bertapa terlebih dahulu di Terusan Suez selama 13 hari 13 malam.


Dan, kala sedang buntu ide mengenai hal apa pun, setelah saya menyeduh lalu menikmati kopi liong, inspirasi seolah langsung berdatangan dan siap untuk ditangkap satu per satu. Tetapi, bukan berarti saya menuhankan kopi liong, lantas dituduh musyrik, ya. Kopi liong ini bebas ilmu santet atau pun praktik klenik-klenik semacamnya, kok! Wong salah satu pesantren di Bogor saja telah berlangganan kopi liong sejak lama, dan seolah menobatkan kopi ini sebagai kopi wajib di sana. Jadi, Insya Allah kopi liong 100 persen halal!

Bengkel Ide

Ya, kopi liong takkan menimbulkan kecanduan sebagaimana halnya rokok, ganja, apa pun. Kecuali, kecanduan rindu. Kecanduan merindukan entah siapa yang dirindukan.

9 Komentar

  1. Lha endingnya kok jadi rindu Cepy ? rindu sama si dia ya ?:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. :ngakak
      hihi buat pemanis aja sih, Mbak.. supaya artikelnya nggak terlalu serius Mbak :D

      Hapus
  2. artikelmu nggak serius kok Cepy tapi berselimut iklan kopi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah, bukan iklan sebenernya, Mbak. bukan pula kontes :D
      saking sukanya sama kopi liong (yang cuma ada di bogor), maka sekali-sekali saya pengin mosting tentang yang khas-khas dari bogor.
      eh, tapi.. iya sih. saya ngiklanin bogor :D

      Hapus
  3. wah .. jadi tambah pengen ke Bogor nih :)

    BalasHapus
  4. Wow... ini kopi sering kuminum saat aku masih SMP, sekitar 25 tahun lalu. Baunya wangi sekali, dulu bungkusnya lebih kecil, dan sering kami kumpulkan untuk ditukar piring. Sekarang hanya bisa mengenang masa-masa dulu lewat tulisan dan gambar di atas hehehe. Tks ya Mr Cepy Hidayaturrahman telah berbagi cerita...Salam hangat dari Sulawesi Utara :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. waahh... kalo dulu warna kemasannya coklat, bukan? hehe, kemasan seperti itu sekarang pun masih ada, Pak, tapi jarang :)
      sama-sama Pak, semoga artikel pendek ini jadi semacam nostalgia buat para penikmat kopi liong :2thumbup
      salam hangat juga dari kota Hujan, Pak! :)

      Hapus
  5. Halo kakak, sudah tahu Greenpack belum? Coba deh cari tahu di sini. Greenpack itu menyediakan Dus makanan yang terbuat dari kertas food grade, sehingga aman digunakan tanpa alas. Bahkan walaupun terbuat dari kertas, greenpack tetap tahan bocor meskipun terkena air dan minyak. Sangat Rekomended!

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama