Romantisme Sebuah Museum


Sabtu pagi kemarin saya menyambangi salah satu museum di Jawa Timur, yang terletak di Jalan Raya Buduran (tepat di bawah jembatan layang menuju Surabaya), museum Mpu Tantular. Sebelumnya, museum yang dikenal juga dengan nama museum negeri Jawa Timur ini terletak di Jalan Pemuda Surabaya, namun dikarenakan kebutuhan serta koleksi museum yang makin banyak, maka museum Mpu Tantular dialihlokasikan ke Sidoarjo.

Kebetulan cuaca sangat terik saat itu, saya suka. Setelah saban hari meratapi awan mendung di Bogor atau pun Bandung, kini akhirnya dapat memandangi langit sebiru dan sebersih ini, walaupun hanya pagi hari saja.


Tiket masuk ke museum ini sangat terjangkau, hanya dua ribu rupiah plus parkir sepeda motor seribu. Saya pikir isi museum ini akan sebanding dengan harga tiketnya, murahan. Ternyata, di luar dugaan. Beragam koleksi cukup terawat, penjaganya pun dengan ramah menyambut kedatangan kita. Untuk ukuran museum negara, museum Mpu Tantular layak jadi contoh bagi ribuan museum milik negara di Indonesia yang sebagian besar kondisinya memrihatinkan.


Mulai dari Era Pra Sejarah Hingga Era Kolonial dan Kemerdekaan.

Koleksi museum Mpu Tantular lumayan beragam. Kita bisa menyaksikan benda-benda dari era pra sejarah, zaman kejayaan Majapahit, era kemerdekaan, hingga era industri dan teknologi. Puluhan fosil binatang maupun manusia purba, prasasti-prasasti bertebaran di kanan-kiri, kemudian arca peninggalan Majapahit tersaji dengan apik. 

Fosil kepala kerbau yang berasal dari sungai Porong sekitar 800.000 tahun silam.
Fosil tengkorak buaya yang juga berasal dari sungai Porong sekitar 800.000 tahun silam.

Beberapa arca yang familiar dalam mitologi Hindu terdapat pula di sini, seperti Durga Mahesasuramardini, Ganesa, dewa Siwa dan dewa Wisnu.






Selain itu banyak pula terdapat koleksi bersejarah dari masa kolonial, kemerdekaan, dan paska kemerdekaan.


Maket kapal dagang Insulinde.

Aneka pistol zaman kolonial. Benda mengerikan malah tampak lucu jika dilihat pada zaman sekarang.

Mata uang rupiah pada era Orde Lama.

Koleksi dari Era Teknologi Industri

Sebelumnya, saya pikir museum Mpu Tantular ini hanya terdapat satu lantai saja. Namun ternyata ada satu lantai lagi, yaitu tempat untuk memajang aneka koleksi bersejarah pada era teknologi dan industri. Cukup lengkap dan tertata, bahkan ada beberapa alat yang bisa dipraktikkan secara langsung sebagaimana halnya di PP-IPTEK TMII.


Bisa gak ngeblog pake ini?

Nenek moyangnya sepeda.


Tidak terbayang betapa pegalnya mengayuh sepeda tipe ini.

Sepeda ontel merk Gazelle buatan tahun 1952.

Sepeda motor Daimler. Motor yang dulu dikendarai oleh polisi Surabaya pada zaman kolonial.

Sepeda motor Jawa.

Koleksi Bernuansa Etnik

Secara keseluruhan, menurutku yang menarik tentu saja koleksi bernuansa etnik Jawa. Ada lesung, dakon (kalau di Sunda dinamai 'congklak'), aneka macam keris, dan masih banyak lagi koleksi yang belum sempat saya potret dengan kamera saku.

Lesung, alat penumbuk padi.

Dakon

Aneka macam keris.

Batik.

Karapan sapi, kesenian tradisional dari Madura.

Bagi saya entitas sebuah museum lebih romantis ketimbang mal-mal megah. Bayangkan, dengan dua ribu perak kita sudah bisa menikmati sejarah jutaan tahun lalu, memperkaya wawasan kebangsaan. Hmm, kita harus mulai belajar untuk menghormati sejarah. Karena sejarahlah yang membuat perkembangan dunia dan negara menjadi seperti saat ini. Kalau kata Bung Karno, jangan sekali-kali melupakan sejarah.

bersambung...

16 Komentar

  1. request wisata candi arimbi & kebun durian wonosalam dong

    BalasHapus
  2. Bener banget Cep. Museum jauh lebih rommntis dibanding Mall. Baru tahu lho kalo mpu tantular dipindah ke sidoarjo

    BalasHapus
  3. Bener banget hanya dengan biaya murah kita bisa masuk ke Museum..
    Tapi sensasinya luar biasa..!!
    nambah pengetahuan ..!!
    Thanx infonya Sob..

    BalasHapus
  4. Berbagi Kisah, Informasi dan Foto

    Tentang Indahnya INDONESIA

    www.jelajah-nesia.blogspot.com

    BalasHapus
  5. @veny: woow. ada ya sist? oke, tar nyari tau dulu lokasinya 8-)

    BalasHapus
  6. @mas dani: yeay, sependapat!! yoi mas, kalo ga salah sejak tahun 2004 katanya sih :)

    BalasHapus
  7. @jasa review: setuju!! oke, makasih juga udah mampir ya 8-)

    BalasHapus
  8. oh iya, coba tengok kebun binatang wonokromo cepy, waktu itu sempet kasus banyak binatang yg ga terawat dg baik
    kalo ada pinguin bawa ke bogor ya! :bignose:

    BalasHapus
  9. @veny: waahh.. tadi sempet lewat doang :-O
    iya, kata orang sini juga gitu, ga keurus katanya. tar deh, kali bisa mampir ke sana.
    pinguin? ooh, pengin ketemu sama spesiesnya ya :D

    BalasHapus
  10. jangan lupa pulang kalo di kebun binatang ya cepy :fufu:

    BalasHapus
  11. Wow .. keren ya museumnya Cepy .... jadi tambah satu daftar lagi nih museum yg patut dikunjungi

    BalasHapus
  12. Kalau lihat sekilas, desain musiumnya udah cukup menarik yaah. Setidaknya informatif untuk wisatawan asing juga

    Tapi masuknya 2rb aja? wow..

    BalasHapus
  13. @mbak ely : bener banget mbak. perlu kayaknya sekali-kali menengok masa lalu #eaaa

    BalasHapus
  14. @bebe : waaah, iya, cukup informatif. tersedia keterangan berbahasa inggris juga mbak :)
    nah, itu dia, makanya saya salut sama museum ini :bignose:

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama