Aktivitas sudah kembali seperti biasanya, tapi tubuh saya belum normal lagi. Dalam tubuh ini masih tertimbun sisa-sisa hibernasi liburan dan 'kebinalan' makan-makan ala lebaran. Timbunan lemak semakin betah berparasit di tubuh saya, terlebih saat puasa Ramadhan kemarin dimana saya menghentikan sementara kegiatan olahraga selama sebulan penuh.
Saya tidak bisa membiarkan lemak-lemak itu untuk menetap lebih lama lagi. Harus dilakukan sebuah gebrakan baru yang revolusioner untuk mengusir makhluk tersebut *kepalin tangan*. Karena bagaimanapun, obesitas adalah ancaman terbesar dalam kehidupan manusia modern sekarang ini. Menurut sebuah data, di Amerika Serikat obesitas adalah peringkat kedua penyebab tingginya kematian. Penyebab kematian yang sebenarnya bisa dicegah setelah rokok. Sangat miris melihat fakta tersebut, apalagi saya sendiri termasuk dalam kaum obesitas itu. (Baca artikel saya mengenai obesitas disini)
Maka dari itu, sejak seminggu ini saya mulai berolahraga lagi. Sebenarnya, hampir setahun silam saya sempat fitness di gym dekat rumah. Tapi di bulan ketujuh saya menyerah dengan alasan keterbatasan waktu, dimana saat itu banyak sekali tugas-tugas kuliah minta saya kelonin. Daripada gak lulus salah satu mata kuliah, ya sudah saya akhiri saja kegiatan olahraga itu. Tapi sekali-kali saya masih menyempatkan diri untuk jogging di sekitar komplek.
Amunisi Perang
Atas anjuran teman kuliah, akhirnya saya memutuskan untuk membeli sepasang dumbbell (orang-orang sering menyebutnya barbel) dengan bobot masing-masing 4 kg. Alhamdulilah saya masih ingat beberapa gerakan yang menggunakan dumbbell ketika nge-gym waktu itu, jadi mengenai hal teknis siap lah. Saya memilih dumbbell karena harganya tidak terlalu mahal, bentuk serta ukurannya ringkas, dan banyak sekali gerakan yang bisa dilakukan dengan menggunakan alat ini. Dulu sewaktu di gym, alat inilah yang sering dianjurkan oleh trainernya untuk saya pakai, jarang sekali saya memakai alat fitness lain yang ukurannya besar itu. Ya sudah, daripada mahal-mahal ke gym, mending saya beli sendiri saja. Toh harga dumbbell ini cukup terjangkau apabila kita mengetahui berbagai manfaatnya.
Memang tidak mudah untuk menurunkan berat badan saya yang bobotnya priceless ini. Tapi tidak ada salahnya untuk berusaha, bukan? Menurut koh Denny Santoso, hasil diet itu tidak bisa diraih dalam waktu sekejap. Butuh proses, tekad, dan kesabaran tentunya. Malahan, kalau berat badan turun drastis dalam waktu singkat kita harus berhati-hati, karena bisa saja itu diet yoyo. Layaknya yoyo, cepat turun tapi cepat juga naik. Hehe, semoga saja semangat saya terus membara untuk melawan obesitas ini. Mau ikut diet juga? Yukk...
Mampir kang :)
BalasHapusMakasih teh echa, lain kali mampir lebih lama ya :))
Hapusartikelnya sangat menarik untuk saya simak dan menambah wawasan pengetahuan saya, nice infonya gan... sukses terus ditunggu artikel selanjutnya!!!
BalasHapus