Keren Sih, Tapi Dulu...

Ada-ada saja gaya hidup masyarakat Indonesia setiap periodenya. Saat ini, bisa kita saksikan masyarakat sedang terhanyut dalam euforia smartphone, apapun itu vendornya, seperti handset ber-OS Android, Blackberry, bahkan gadget yang cukup prestisius yaitu iPhone serta produk Apple inc. lainnya. Tidak peduli paket internetnya diisi atau tidak, yang penting (terlihat) mampu membeli smartphone keren, bukan begitu sob?

Di bidang peralaskakian, ada CROCS yang merajai tren di kalangan kaum urban sekarang. Kita putar ingatan kembali ke beberapa tahun yang lalu dimana pernah ada SALE produk tersebut di Jakarta. Dan, ternyata sekalipun sudah diskon, harga sandal 'keren' itu tetap saja mahal di kantong orang biasa (termasuk saya apalagi saya). Tapi kenapa SALE produk itu tetap ramai, bahkan diberitakan hampir rusuh karena saling berjubel? Namanya juga ngejar gengsi, alias kepuasan semu. Perbuatan apapun dilakukan untuk mengejar gengsi....
Fenomena ini bukan terjadi saat ini saja. Dulu, sekitar pertengahan 90-an hingga 2003-an pun masyarakat kita sudah melek dengan tren gaya hidup urban seperti gadget, walaupun masih kalah ekstrim sih euforianya dibanding saat ini. Pada era tersebut, ada beberapa gadget yang cukup digandrungi masyarakat urban. Yuk, kita simak sekaligus nostalgia sama-sama :

1. Pager


Barangkali orang yang kelahiran 95 keatas jarang atau bahkan belum pernah mendengar nama gadget ini. Kakak saya dulu sempat punya gadget ini, jadi beruntung saya sempat melihatnya dengan mata kepala sendiri, hehe. Pager ini alat komunikasi untuk mengirim pesan sangat singkat, lebih singkat dari SMS. Sistemnya masih menggunakan sinyal radio. Lalu, pesan singkat yang kita kirim akan diterima terlebih dahulu oleh seorang operator, yang selanjutnya operator akan meneruskan pesan kita ini kepada orang yang kita maksud. Kalo dipikir-pikir, risih juga ya harus lebih dulu mengirim pesan ke operator. Gimana kalo kita lagi berantem sama pacar, terus ada omongan kotor dan kawan-kawannya. Hiyy.. Jangan harap bisa ngetwit #nomention via Ubersocial di pager.

Sekarang, gadget ini memang sudah kalah populer dibanding ponsel, bahkan bisa dibilang punah. Tapi, kabarnya pager masih tetap digunakan oleh kalangan yang bekerja pada situasi darurat, seperti dokter dan regu penyelamat (tim SAR). Mereka masih menggunakan pager karena sistemnya masih menggunakan sinyal radio (sinyal satu arah), dapat dipastikan pager ini tetap beroperasi di mana saja mereka berada. Di pedalaman saat mengevakuasi korban bencana, di daerah yang masih belum ada menara pemancar, penggunaan pager masih oke. Berbeda dengan ponsel yang mengandalkan sinyal GSM ataupun CDMA yang terbatas oleh jangkauan menara pemancar operator. Jadi, pager belum sepenuhnya punah sob..

2. Nokia 6600


Jika kita hidup di tahun 2003-2005 rasanya kurang afdol kalo gak punya temen, sodara, dan anggota keluarga yang memiliki ponsel ini. Yeah... Nokia 6600 sangat fenomenal pada saat itu. Berbagai kalangan, tua muda, bos ataupun pegawai biasa, bahkan anak sekolah banyak sekali yang menjatuhkan pilihan ponselnya kepada ponsel yang mempunyai bodi bongsor ini. Sampai-sampai Nokia 6600 dijuluki ponsel sejuta umat, mengalahkan kemasyuran almarhum KH. Zainuddin M.Z. 

Seiring dengan waktu dan persaingan industri ponsel yang makin sengit dewasa ini, bukan hanya Nokia 6600 saja yang kalah pamor, pabrikan Nokia secara umum pun sudah tidak mampu membendung popularitas Samsung dengan tipe Galaxy nya, RIM dengan Blacberry nya, dan Apple iPhone.

Hehe, dunia emang bener-bener berputar sob..

3. PDA



Jujur, dulu ketika pertama kali melihat gadget ini kalimat yang keluar dari mulut saya adalah, "Wuiihh, keren. Hapenya bisa dicolok-colok sama paku, layarnya gueedeee lagi!!" *norak maksimal*

PDA merupakan singkatan dari Personal Digital Assistent. Dari namanya bisa kita simpulkan bahwa gadget ini berfungsi untuk mengasisteni manusia dalam bekerja, misalnya dalam membuka dokumen word, power point, dan program office lainnya. Selain itu tentu saja PDA digunakan untuk membuka halaman internet serta untuk mengirim e-mail dan chat. Palm dan Windows Mobile adalah sistem operasi yang banyak diterapkan pada PDA.

Sayangnya, harga PDA tidak sebanding dengan fitur dan kinerjanya. Kemudian, jarang sekali PDA yang mempunyai fitur untuk melakukan panggilan (phone). Kalaupun ada, harganya sangat mahal, orang akan berpikir berkali-kali sebelum membeli PDA tersebut. Akhirnya, orang-orang lebih memilih untuk langsung membeli notebook daripada PDA ini. Pada zamannya, PDA hanya dipakai oleh orang-orang yang pekerjaannya benar-benar mobile dan memang sangat membutuhkan, seperti manager perusahaan, pengusaha, sutradara, pengacara, dan sebagainya.

Nah, kemudian mulai muncul smartphone. Smartphone ini menyempurnakan kinerja, fitur dari PDA, termasuk dalam segi harga. Harga smartphone mulai beragam, ada yang low-end, mid-end, dan high-end, sehingga bisa dikonsumsi oleh berbagai kalangan. Akibatnya, smartphone mulai bergeser fungsinya dari yang mengurusi hal-hal yang serius menjadi lebih banyak menerapkan entertainment. Blackberry dan Android adalah contoh paling nyata saat ini. Bukan hanya eksekutif muda ataupun pengacara yang menggunakan smartphone tersebut. Hehe, anak kecil lima tahun pun sudah biasa main Angry Birds di iPad sob...

Relevansi dengan Kondisi Saat ini

Setelah kita lihat beberapa gadget yang pernah berjaya di masa lalu, kita bisa mengaitkannya dengan kondisi saat ini. 

Blacberry, Android, iPhone boleh saja ngetren di Indonesia sekarang. Kalau nanti? Belum tentu.

CROCS boleh saja kelihatan keren dipakai saat ini. Kalau nanti? Hehe, mungkin saja di masa mendatang orang akan menertawakan model sandal CROCS yang memang nyentrik ini.

Intinya, belilah barang ataupun gadget yang benar-benar kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Tidak ada habisnya jika kita terus menerus mengikuti tren. Karena tren itu sifatnya hanya sesaat bukan? Kecuali jika kita memang sangat membutuhkan barang tersebut, ini lain ceritanya. 

Belajarlah dari masa lalu ketika Nokia 6600 itu ramai-ramai dibeli setiap orang. Sekarang? Alih-alih masih dipakai, saya yakin kalaupun ponsel itu masih ada, mereka tidak akan menyimpan bangkai ponsel sejuta umat tersebut lama-lama. Tidak masalah kalau dulu mereka sudah memaksimalkan kinerja Nokia 6600 tersebut karena kebutuhan. Kalau tidak? Berarti mereka hanya menuruti nafsu serta keinginan belaka...

Belilah apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Memang barang itu keren. Iya keren, sekarang. Kalau nanti, belum tentu...

4 Komentar

  1. saya juga dulu pengen banget punya hape nokia 6600. hape doraemon :D
    kalo ambil gambar hasilnya selalu bagus hahaha
    tapi saya sudah cukup puas dengan nokia 3220 yg banyak game nya :D

    zaman memang makin canggih dan manusia tidak pernah puas :)

    BalasHapus
  2. @veny : sama ven, dulu pas smp saya juga pengen banget, tapi cuman bisa ngiler doang :|
    Yoi, mending kembali ke basic aja deh. beli apa yang kita bener-bener butuh aja. kecuali kalo barang keren itu hadiah kontes blog, gak bakalan nolak itu mah, hehe :D

    BalasHapus
  3. Nokia 6600 nya ituloh-__-duluk mintaknya ampe nagis2 sekarang ditinggal gitu aja dalem lacik :"""

    BalasHapus
  4. @astika : wahaha akhirnya ada kesaksian dari korban :D
    makasih udah mampir astika :fufu:

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama