Yeah, akhirnya... (part 3 - end)

Saya yakin, tidak ada yang bisa tidur nyenyak malam itu. Dan, memang demikian. Reza terbangun sekitar jam 00.00. Sleeping bag Reza yang basah mampu membuat tidurnya jadi galau. Saya dan Abah ikut terbangun.

"Za, udah tidur lagi deh. Pagi masih lama," kata Abah. Saya mengiyakan.

"Bentar bro, gue ganti baju dulu ah, udah kuyup begini," jawabnya sambil membuka kaosnya, lalu mengambil baju lain di ranselnya, yang sebenarnya agak basah sih, kena genangan air di tenda.

Hmm.. iya juga sih, nanti masuk angin lagi, kek joshua. Ikut ganti ah, baju saya sudah kuyup juga. Akhirnya kami ganti baju berdua malam itu, romantis bukan :3 Dan, setelah itu kami melanjutkan tidur, walaupun kenyataannya hanya bisa tidur ayam.

Hari mulai terang, burung-burung (gak tau namanya burung apa) berkicau riang. Kami segera keluar dari tenda dan menghirup udara pagi pegunungan yang.. brrr.. dingiiinn. Terlebih lagi semalam kami tidur dalam keadaan basah kuyup. Otomatis membuat tubuh kami menggigil disko. Semuanya segera memakai jaket tebal.


Bangun tidur ku terus narsis.

Kami berbagi tugas. Ali dan Abah segera membuat api unggun. Bhatara, tentu saja tidak sabar untuk segera ke curug 5. Ia mengajak saya yang kebetulan akan mengambil air dari curug. Kami pun kesana, saya mengambil air, sedangkan Bhatara mencari BB kesayangannya. Tiba-tiba Bhatara berseru kegirangan. Saya menoleh. Ternyata ia menemukan BB-nya. BB-nya tenggelam di curug, tepatnya di sela-sela batu kali. Jadi semacam BB akik, lebih lama direndam akan lebih mahalkah? Hoho.. Hmm.. kecil kemungkinan BB-nya untuk bisa kembali normal seperti sedia kala. Tapi dia bilang, "Ah, yang penting ketemu dulu. Setidaknya ada bukti. Kalo gak ketemu, wah mati gue, emak bisa bunuh gue."

-__-

Sementara yang lain menyiapkan sarapan, Abah dan saya segera membenahi tenda. Sampah-sampah semalam kami kumpulkan di kresek yang (dianggap) besar. Sleeping bag dan ransel yang hampir semuanya basah kami keluarkan untuk dijemur (diangin-angin tepatnya).


Korban banjir.


Membuat api asmar.. eh api unggun.

Berbenah tenda selesai, sarapan pun siap. Kami makan dengan lahap, walaupun nasi yang kami masak lebih pantas disebut bubur campur beras :p krenyes-krenyes lembek gimanaaa gitu. Hahaha.. tak apalah, kan survival :D Dan, memang pada akhirnya makanan pun ludes. Bhatara tentu yang jadi predator utama, huehehe.

Setelah itu kami sempat galau, mau menginap semalam lagi sesuai rencana sebelumnya atau pulang saja. Menurut Abah mending pulang, menurut Bhatara dan Reza terserah. Hmm.. ya sudah gimana nanti. Kami sepakat untuk mengemasi tenda dan barang bawaan kami saja dulu, karena hari ini kami akan menuju ke curug 4, 3, 2, dan 1. Untuk curug 1, kami garisbawahi karena katanya rute kesana masih ekstrim, sangat curam dan penuh belukar.

Selesai berkemas, kami langsung cabut. Dengan ransel yang cukup berat, kami melangkahkan kaki dengan pasti di tanjakan yang menanjak dan licin. Rute dari curug 5 ke curug 4 masih cukup bersahabat, cukup landai, tidak terlalu licin. Nah, mulai dari curug 4 ke 3, rutenya mulai ekstrim. Jalan setapak yang licin serta tanjakan yang curam menantang kami. Kami melangkah dengan sangat hati-hati. Sepuluh menit kemudian, sampailah kami di curug 3.


d'bingungs di Curug 3


Bhatara mengusulkan agar kami bermain airnya di curug 2 saja, karena lebih sepi, dan lebih segar (baca : dingin). Maka, kami segera menuju destinasi terakhir. Curug 2. Tsaaahhh..

Rute menuju curug 2 benar-benar di luar dugaan. Selain lokasinya masih jauh, tanah yang kami pijak sangat licin dan sempit sehingga sempat membuat ciut kami berlima, kecuali Bhatara tentunya. Ia bilang, "Hayooh.. lanjut, tanggung laah coy. Bentar lagi!!"

"Ngeri Bhat ah, jalanannya kayak gini. Mana kita pake sandal lagi, licin," Abah menasihatinya. Ali sependapat dengan Abah.

"Iye Bhat, naeknya sih bisa aja. Tapi entar turunnya gimana? Bahaya lho, licin plus curam begini jalannya," saya menimpali.

"Kagaak.. gampang, entar turunnya gue bantu dah. Gue tanggung jawab," Bhatara tetep nekat.

Kami berempat sempat kesal dengan kenekatan Bhatara, dan beristirahat sejenak selama lima menit. Tetapi akhirnya kami menuruti kenekatannya, dan meneruskan perjalanan.

Sekitar lima belas menit kami menempuh rute yang licin dan curam. Reza terpeleset beberapa kali, saya juga. Tapi kami tidak menyerah, maju teruuuss..

Dan... akhirnya kami sampai juga di curug 2. Alhamdulillah.

Tidak ada orang lain disana, hanya kami berlima. Bhatara segera mengabadikan pemandangan sekitar. Sedangkan sisanya langsung bertelanjang dada untuk mandi di curug 2. Yiihhaaa....

"Hayo Bhat, mandi sini," teriak Abah.

"Kagak ah, takut pacet," jawabnya dengan cuek.

"Payah lu Bhat, masa cowok pemberani dan nekat kayak lu takut sama pacet. Huahahaha," ejek kami sama-sama sambil tertawa.

Bhatara tetap cuek. Ia anteng dengan kameranya, mengabadikan yang bisa diabadikan. Hehe, salah satunya ini (NB : for 18+ only) :


Model L-Men bukan. Gentong bukan. Jadi apa dong cocoknya?


Kami berempat mandi dengan binal, mungkin karena kemarin tidak ada diantara kami yang mandi sore, hoho. Tapi tidak lama kemudian ada rombongan yang datang. Sepertinya keluarga pecinta alam, karena peralatan serta pakaiannya gunung banget. Lalu, ada anaknya yang masih kecil ikut, kira-kira masih SD lah. Saluutt...

Bhatara langsung mengobrol dengan salah satu dari rombongan tersebut. Ia bertanya mengenai curug 1, apakah curug 1 memang benar-benar ada. Soalnya, pada peta di gerbang depan Wana Wisata, tidak tertera curug 1. Yang tertera disana maksimum hanya ada curug 2.

Mas-mas itu menjawab pertanyaan Bhatara, "Ada sih dek, tapi track-nya belum dibuat. Masih semak belukar. Tanahnya pun masih curam."

Bhatara melongo. Kemudian ia bertanya lagi, "Menurut mas, kami bisa dan mampu kesana gak sekarang?"

Kemudian mas-mas itu terdiam sejenak, melihat perlengkapan yang kami bawa. "Hmm... sepertinya kalian mesti menggunakan tali rafting serta sepatu trekking deh. Riskan kayaknya kalo kalian memakai itu saja," katanya sambil menunjuk ransel serta sandal yang kami pakai saat itu.

Abah kemudian memberi masukan kepada Bhatara supaya kami pulang saja. Terlebih, hari mulai mendung, Abah tidak ingin kami terjebak hujan di hutan ini. Saya mengiyakan, begitupun Reza dan Ali.

"Hmm.. oke deh. Gue nyerah," akhirnya Bhatara luluh.

Kami berempat nyengir mendengar jawaban Bhatara.

Well, kami segera menggendong ransel dan... Turun.. Pulang.

Jalanan pulang memang menurun, tidak terlalu membuat kami capek. Tapi ternyata turunan itu lebih sulit daripada tanjakan, karena kita harus menjaga keseimbangan tubuh agar tidak terpeleset ke jurang. Jangankan saya, Bhatara saja yang sudah ahli sempat beberapa kali terpeleset. Kami berusaha lebih berhati-hati lagi. Sepanjang jalan, kami saling berpegangan tangan (romantis kan :3). Dan, kira-kira satu jam kemudian, kami tiba kembali di curug 5. Alhamdulillah..

Di curug 5 kami mandi lagi, kemudian di curug 7. Bisa dibilang hari tersebut adalah Hari Adus d'bingungs.

Hari menjelang sore, cuaca mendung mulai menampakkan diri. Setelah membersihkan diri (baca : mandi) dan mengganti pakaian, kami beranjak pulang. Turun gunung.

Kami mampir dulu di warung nasi yang kata Bhatara warung emak itu. Ali makan dengan nafsu yang menggebu. Nasi sepiring penuh, tempe segunung, dan mulut yang tidak berhenti mengunyah. Ckckck. Dan. ternyata diam-diam Abah juga makan dengan porsi super. Hahaha.. bebaskanlah kawan, ini kan warung buffet :D

Saking nafsunya, Ali meminta saya untuk mengabadikannya di depan warung emak itu -__-


Tukang pijit eksis.

Dari warung emak, kami langsung pulang ke Citeureup. Dan.. inilah yang paling penting. Kami tiba di rumah masing-masing dengan selamat serta sehat walafiat :)

Well.. begitulah secarik kisah camping dua hari satu malam kemarin.

Kalimat terakhir...

Yeah, akhirnya...

BB Bhatara harus diservis. Bhatara diusir dari rumah emaknya (jangan sampe deh).

Badan saya pegel-pegel, agak pilek dikit. Tapi seneng bisa ngerasain camping lagi.

Abah gak galau lagi XD

Reza makin macho :3

Ali semakin kebawa tua. Huehehehe.. Tualah sebelum dituakan.

END

FIN

TAMAT

SADAQALLAHUL AZIM

6 Komentar

  1. hahaha.
    next event gw mesti ikut nih.

    BalasHapus
  2. Harus cho...

    ajak ali (raja gombal) biar ibu ente dirayu sama dia, kalo gak dibolehin lagi mah XD

    BalasHapus
  3. Sippp bro..

    Keep reading juga ya :p hehehe

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama