Yeah, akhirnya... (part 2)


Akhirnya pagi hari tiba, tapi tidak mampu menghapus peristiwa semalam. Memang, seringkali hidup ini terasa tidak adil. Niat baik seseorang belum tentu diterima dengan baik juga oleh orang lain. Bolehkah kita menyalahkan si A yang mempunyai niat jelek yang akibatnya menodai si B yang mempunyai niat baik? Bisa ya, bisa juga tidak. Tetapi sungguh tragis kalau memang demikian. Orang jujur dan baik hanya akan terdapat di buku PPKn saja.

Seusai sholat subuh, kami berdua membeli nasi kuning di pinggir jalan, dan makan dengan unyu :3. Setelahnya, kami kembali ke musholla, dan Abah malah melanjutkan tidur -__- saya sendiri menjemput Bhatara ke rumah Budenya.

Jam 8-an kami berempat - Abah, Ali, Bhatara, dan saya sendiri - sudah stand by. Sementara, satu kawan lagi - Reza - akan menunggu kami di Ciawi. Kami tinggal menunggu toko Lentera buka. Abah menelepon petugas tokonya. Ternyata tokonya buka sekitar jam 9-an. Hmm.. masih satu jam lagi. Satu jam kemudian.... Perlengkapan sudah siap (biar cepet).

Dengan masing-masing menggendong ransel, kami berjalan kaki ke gerbang tol Citeureup. Disana ada angkutan umum menuju Ciawi, sebuah Carry Futura hasil karoseri. Lima menit kemudian, mobil ini mulai meninggalkan Citeureup.

Kami tiba di Ciawi empat puluh menit kemudian. Disana terlihat Reza yang sudah menunggu cukup lama. Akhirnya rombongan sudah lengkap, petualangan baru dimulai. Kami melanjutkan perjalanan dengan angkot trayek Ciawi - Cisarua dan turun tiga puluh menit kemudian di gerbang desa menuju Cilember.

Dari gerbang desa, kami harus berjalan kaki sejauh tiga kilometer. Tidak ada halangan berarti saat itu. Setelah setengah perjalanan, kami berhenti untuk mengisi perut di salah satu warung nasi. Bhatara menyebutnya emak. Woi... plis deh bhat, enakan ini kemana mana lah daripada di emak yasmen -..- sistemnya buffet lagi, huehehehe kenyang pastinya. Tolong jangan samakan ! *angkat bambu runcing*

 
Tiap ada Ali pasti dia minta difoto setiap 100 meter sekali -_-

Seusai makan (bayar tentunya, kecuali Bhatara :p) kami melanjutkan perjalanan. Tidak lama tibalah kami di gerbang Wana Wisata Curug Cilember. Saya langsung menghampiri loket, bertanya dimanakah kami bisa camping. Ternyata hanya bisa di dua tempat, yaitu di curug 7 dan curug 5. Kami sepakat untuk camping di curug 5.
Pemandangan dan "pemandangan" Curug 7

Kami ke curug 7 dahulu untuk beristirahat sejenak sembari menikmati pemandangan dan "pemandangan". Seperti biasa, kami tidak bisa lepas dari kebingungan. Namanya juga d'bingungs. Daripada lama-lama bingung, saya menganjurkan supaya langsung saja ke tempat camping, curug 5.
 
Tiba di lokasi camping Curug 5

Akhirnya tiba juga di curug 5. Bhatara langsung mandi disana. Ternyata, tingkahnya saja yang nekat, giliran kena pacet langsung salto #pfffttt. Ada yang belum tahu pacet itu apa? This...
 

Semacam lintah, tetapi lebih jinak sih. Berkali-kali Ali dan Bhatara dikerubuti pacet. Mungkin darah Ali segar, maklum umur Ali masih muda beberapa tahun. Sayangnya mukanya boros, tua huehehehe. Kalau Bhatara mungkin karena pacetnya ingin mencoba darah selain darah manusia #eh

Kami langsung menggelar tenda. Kepiawaian survival Abah dan kawan yang lain dibuktikan saat itu. Tidak lama, tenda pun selesai kami dirikan. Kompor paraffin dinyalakan. Abah menjerang air, untuk kopi. Sluurrpp..

This is Survival

Tetapi... Petaka mulai datang satu persatu. Hujan mulai turun! Tidak sesuai dengan prediksi saya dan Abah yang mengasumsikan hari-hari di bulan Juli ini akan terus kemarau. Alhasil, kami memasuki tenda untuk berteduh. Padahal nasi liwet belum matang. Tapi, mau bagaimana lagi...

Ternyata hujannya cukup deras, cukup kuat untuk membocorkan hati, eh tenda kami. Air mulai merembes masuk dari atap tenda yang terbuat dari bahan parasut, dan lantai tenda yang terbuat dari terpal. Abah kecewa dengan tenda sewaan tersebut, tapi tidak ada artinya untuk menggalau saat itu. Reza juga panik saat itu. Air hujan menggenangi tempatnya duduk. Inilah survival pemirsa... Tidak ada artinya keluh kesah. Itulah resiko kalau persiapan kita kurang maksimal. Kami hanya pasrah saat itu.

Keadaan semakin parah. Bhatara kehilangan Blackberry (BB). Ia panik, sangat panik. Di tengah hujan deras dia ingin mengecek ke curug 5. Tetapi dengan tegas saya larang, "Jangan nekat lu bhat, hujan deres begini. Cari masalah aja! Jangan!"

Tetapi dasar orang yang sedang panik, dia tidak bisa bersikap tenang. Ternyata di balik kenekatannya, Bhatara tetap saja panik kalau di saat seperti itu. Kami membujuknya agar bersabar saja hingga besok pagi. Apalagi hari mulai gelap, hujan pun tidak berhenti turun.

Sekitar jam tujuh malam, hujan mulai reda. Ali akan membuat api unggun, tapi tidak lama kemudian hujan turun lebih deras dari tadi. Kalau kata Abah, hujannya labil katanya, mirip cewek PHP ~. Apa boleh buat, kami memasuki tenda lagi. Sholat maghrib dan Isya dilewati begitu saja. Masya Allah...

Saya meminta agar semuanya langsung memakai sleeping bag saja, sebab tenda sudah sangat basah oleh genangan air hujan. Kami pakai masing-masing, kemudian mengatur posisi tidur satu sama lain. Kalau mengingat posisi tidur malam itu, rasanya ingin muntah. Beda tipis sama Maho #uweks

Ditengah hujan yang masih turun dengan derasnya serta tenda yang tergenang, kami mengobrol. Apa pun dibahas, intinya obrolannya seru deh :p

Bhatara masih panik akan BB-nya. Lagi-lagi ia bilang akan mengecek ke curug 5. Saya bentak saja saat itu, "Woi bhat, lu bisa mikir pake kepala dingin kagak. Ini malem hari, hujan lagi. Mau ngapain ke curug, nyari mati aja. Udah sabar dulu. Tunggu besok!"

Bhatara hanya terdiam. Galau.

"Udeh kita tidur aja bhat, besok kita cari sama-sama", Abah menasihatinya.

"Iya dech. hufffttt", Bhatara mendadak alay.

Akhirnya malam itu kami tidur berlima diselimuti genangan air hujan di hutan hujan. Mirip acar di abang nasi goreng lah, dingin-dingin gimanaaa gitu. Brrrrr...

bersambung ke sini...

6 Komentar

  1. cewek PHP apaan phi?????? -_-

    BalasHapus
  2. hadoooohh....cepi taklid.. :p

    BalasHapus
  3. taklid? bahasa mana lagi nih -__-

    BalasHapus
  4. phi...itu bahasa arab
    di kira bahasa alay ya? hadeuuuh :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. wakakakak iya dikira semacam "iyuwh" :D

      Hapus
Lebih baru Lebih lama